Jika Anda pemilik Honda HR-V, mungkin pernah mengalami masalah pada drive shaft yang menimbulkan bunyi saat mobil berjalan, terutama ketika berbelok atau berakselerasi. Komponen ini berperan penting dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, sehingga kondisinya harus selalu prima.
Kerusakan pada as roda atau drive shaft tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat memengaruhi performa dan keamanan berkendara. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab drive shaft HR-V rusak atau berbunyi, kisaran harga penggantian, serta solusi terbaik, mulai dari jual drive shaft original hingga opsi “assy” yang tersedia.
Table of Contents
ToggleMasalah Umum pada Honda HR-V Terkait Drive Shaft
Pada Honda HR-V, kerusakan drive shaft bisa muncul dalam berbagai bentuk gejala, memahami tanda-tanda ini sangat penting agar Anda dapat mengambil tindakan cepat sebelum kerusakan menjadi lebih parah. Berikut adalah beberapa masalah umum yang kerap terjadi pada as roda atau drive shaft mobil ini:
1. Bunyi Kletek-Kletek saat Belok
Gejala ini biasanya muncul saat setir diputar penuh, baik ke kanan maupun ke kiri, terutama pada kecepatan rendah. Bunyi “kletek-kletek” umumnya berasal dari CV joint bagian luar yang sudah aus atau retak pada permukaannya.
Pada Honda HR-V, masalah ini bisa dipicu oleh usia pakai yang panjang, gaya berkendara agresif, atau boot CV joint yang robek sehingga pelumas keluar dan kotoran masuk. Jika dibiarkan, kerusakan akan semakin parah hingga drive shaft perlu diganti secara keseluruhan.
2. Getaran saat Akselerasi
Getaran yang terasa di pedal gas, setir, atau bahkan seluruh kabin saat berakselerasi merupakan indikasi kuat adanya masalah pada drive shaft. Hal ini dapat terjadi jika poros bengkok akibat benturan, atau ada ketidakseimbangan pada poros yang membuat putaran tidak stabil.
Selain menurunkan kenyamanan, getaran yang terus-menerus juga dapat merusak komponen transmisi dan suspensi. Pemilik Honda HR-V sebaiknya segera memeriksakan kondisi ini sebelum kerusakan merembet ke bagian lain.
3. Boot CV Joint Sobek
Boot atau karet pelindung CV joint berfungsi menjaga agar pelumas tetap berada di dalam serta mencegah masuknya air dan kotoran. Jika boot ini sobek, pelumas akan bocor keluar dan kotoran seperti pasir atau debu akan masuk, menyebabkan keausan yang cepat pada CV joint.
Pada HR-V, kondisi ini sering kali tidak disadari sampai muncul bunyi atau getaran. Oleh karena itu, pengecekan visual secara berkala sangat disarankan, terutama jika mobil sering digunakan di jalan berdebu atau basah.
4. Drive Shaft Longgar atau Obeng
Istilah “obeng” merujuk pada kondisi sambungan drive shaft yang sudah aus atau kendor. Hal ini dapat menyebabkan adanya celah pada sambungan, sehingga muncul bunyi ketukan dan getaran saat mobil berjalan atau memberikan beban torsi.
Jika tidak segera diperbaiki, bagian pengikat bisa rusak permanen dan memerlukan penggantian assy (assembly) drive shaft secara keseluruhan.
5. Pelumasan CV Joint Hilang
CV joint memerlukan pelumasan yang memadai untuk bekerja secara halus. Kehilangan pelumas bisa disebabkan oleh kebocoran pada boot atau proses servis yang tidak dilakukan dengan benar.
Tanpa pelumasan, gesekan antar komponen akan meningkat drastis, memicu panas berlebih dan mempercepat kerusakan. Pada tahap lanjut, CV joint dapat macet dan mengganggu perputaran roda, sehingga sangat berbahaya untuk berkendara.
6. Kerusakan Akibat Modifikasi Suspensi
Modifikasi seperti menaikkan atau menurunkan tinggi mobil dapat mengubah sudut kerja drive shaft.
Sudut yang terlalu ekstrem akan menambah beban kerja pada CV joint, membuatnya cepat aus atau bahkan patah. Beberapa pemilik Honda HR-V yang melakukan modifikasi suspensi tanpa memperhitungkan hal ini sering kali mendapati as roda rusak dalam waktu singkat.
7. Karatan atau Korosi pada Poros
Korosi adalah musuh utama bagi komponen logam seperti drive shaft. Paparan air hujan, lumpur, atau air laut yang tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan karat. Lama-kelamaan, karat akan melemahkan struktur poros, membuatnya rentan bengkok atau patah.
Pemilik HR-V disarankan untuk melakukan perawatan rutin dan pembersihan, terutama setelah berkendara di area dengan tingkat kelembapan tinggi atau medan off-road.
Baca Juga: 8 Penyakit Umum Honda HR-V, Apa yang Perlu Diketahui Calon Pembeli?
Berapa Harga Drive Shaft HR-V?
Mengganti drive shaft Honda HR-V memerlukan pertimbangan matang, baik dari sisi biaya maupun kualitas. Harga komponen ini bervariasi tergantung apakah Anda memilih versi original atau OEM (Original Equipment Manufacturer).
Drive shaft original keluaran pabrikan Honda menawarkan ketahanan dan presisi pemasangan yang sangat baik, sehingga risiko masalah di kemudian hari lebih kecil. Harganya memang lebih tinggi, berada di kisaran Rp4 juta – Rp6 juta per unit untuk Honda HR-V 1.8.
Opsi OEM atau aftermarket adalah pilihan yang lebih hemat, dengan harga mulai Rp2,5 juta-Rp4 juta per unit, meski kualitasnya bergantung pada reputasi produsen. Untuk biaya penggantian, bengkel resmi Honda biasanya mematok tarif total Rp5 juta – Rp7 juta per sisi karena menggunakan suku cadang dan prosedur standar pabrikan.
Di bengkel umum, ongkos jasa pasang relatif lebih terjangkau, sekitar Rp500 ribu – Rp1 juta, belum termasuk harga komponen. Agar tidak salah pilih, ada beberapa tips yang bisa diikuti, seperti:
- Prioritaskan kualitas, bukan hanya harga: komponen ini vital untuk keamanan, jadi jangan tergiur harga murah tanpa mempertimbangkan kualitas.
- Periksa spesifikasi: pastikan drive shaft sesuai tipe mobil Anda, misalnya Honda HR-V 1.8, dan perhatikan apakah untuk sisi kanan atau kiri.
- Beli di toko terpercaya: pilih penjual resmi atau toko online yang memiliki reputasi baik dan menyediakan garansi.
- Cek kondisi fisik: untuk pembelian offline, periksa boot CV joint, poros, dan sambungan agar bebas dari cacat atau karat.
- Pertimbangkan paket assy: kadang membeli drive shaft assy (satu set lengkap) lebih praktis dibanding mengganti sebagian komponen saja.
Kapan Waktu yang Tepat Mengganti Drive Shaft Honda HR-V?
Menentukan waktu penggantian drive shaft Honda HR-V tidak bisa hanya mengandalkan jadwal servis berkala, melainkan perlu mempertimbangkan dua acuan utama: kilometer tempuh dan gejala fisik atau bunyi.
Secara umum, drive shaft yang terawat baik dapat bertahan hingga 80.000 – 100.000 km, tetapi usia pakainya bisa lebih pendek jika mobil sering digunakan di medan berat. Pada Honda HR-V, pemeriksaan as roda disarankan setiap 40.000 km untuk mengecek kondisi boot CV joint, pelumasan, dan poros.
Jika ditemukan keausan atau kerusakan, penggantian sebaiknya tidak ditunda. Selain jarak tempuh, gejala fisik juga menjadi indikator penting. Untuk gejala fisik atau bunyi, berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
- Bunyi “kletek-kletek” saat berbelok, terutama pada setir yang diputar penuh.
- Getaran terasa pada setir atau kabin saat mobil berakselerasi.
- Boot CV joint sobek atau retak.
- Kebocoran pelumas dari area drive shaft.
- Drive shaft terasa longgar saat diperiksa secara manual.
Menunda perbaikan pada kondisi ini berisiko merusak komponen lain di sistem penggerak roda dan dapat meningkatkan biaya perbaikan secara signifikan.
Solusi dan Rekomendasi untuk Pemilik Honda HR-V
Agar masalah pada drive shaft Honda HR-V dapat diatasi dengan tepat dan tidak kembali muncul, pemilik mobil disarankan menggunakan suku cadang original atau setara OEM. Salah satu pilihan terpercaya adalah Drive Shaft LKS, yang telah terbukti memiliki kualitas setara OEM, berstandar world class, dan termasuk yang terbaik di kelasnya.
Selain memilih komponen yang tepat, lakukan pemeriksaan rutin minimal setiap 40.000 km di bengkel terpercaya untuk mendeteksi lebih awal kerusakan pada as roda, boot CV joint, atau pelumasan, sehingga penggantian bisa dilakukan sebelum kerusakan merembet ke komponen lain.
Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan mekanik sebelum mengganti drive shaft, agar bisa dipastikan apakah komponen tersebut benar-benar harus diganti atau cukup diperbaiki.