Dalam sistem penggerak roda mobil, drive shaft dan CV joint memegang peranan penting dalam menyalurkan tenaga dari transmisi ke roda penggerak. Meski sering dianggap sama, keduanya memiliki fungsi dan komponen yang berbeda.
Drive shaft berfungsi sebagai poros penghubung utama, sedangkan CV joint memberikan fleksibilitas pada roda untuk bergerak di berbagai sudut belok tanpa mengurangi tenaga yang diteruskan.
Pemahaman mengenai perbedaan keduanya tidak hanya membantu pemilik kendaraan dalam mengenali gejala kerusakan, tetapi juga menentukan langkah perawatan yang tepat. Artikel ini akan membahas secara detail fungsi masing-masing komponen, ciri-ciri kerusakannya, hingga perkiraan biaya perbaikan atau penggantian di bengkel.
Table of Contents
ToggleApa Itu CV Joint dan Drive Shaft?
Drive shaft adalah komponen vital pada sistem penggerak roda yang berfungsi menyalurkan tenaga dari transmisi ke roda penggerak. Pada mobil front wheel drive, drive shaft biasanya terhubung langsung dengan transmisi di satu ujung, dan roda mobil di ujung lainnya. Poros ini terbuat dari baja atau aluminium agar mampu menahan beban putar dan hentakan.
Sementara itu, CV joint (Constant Velocity Joint) adalah sambungan fleksibel yang berada di ujung drive shaft. Tugas utamanya adalah memastikan tenaga dari mesin tetap tersalurkan secara optimal meskipun roda berbelok atau bergerak naik-turun mengikuti suspensi. CV joint dilengkapi boot drive shaft berisi pelumas untuk melindunginya dari debu dan air.
Keduanya bekerja sebagai satu kesatuan, drive shaft sebagai penghubung utama, dan CV joint sebagai pemberi fleksibilitas. Tanpa salah satunya, performa mobil akan menurun, kenyamanan berkendara terganggu, bahkan berisiko merusak komponen lain pada sistem transmisi mobil.
Baca Juga: Ciri CV Joint Rusak: Tanda-Tanda yang Harus Anda Ketahui
Perbedaan CV Joint dan Drive Shaft
Dalam sistem penggerak roda mobil, drive shaft dan CV joint bekerja sama untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda mobil. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami.
Secara bentuk fisik, drive shaft berbentuk batang panjang dan kokoh, biasanya terbuat dari baja atau aluminium untuk menahan beban putar dan hentakan. Di sisi lain, CV joint berbentuk sambungan bulat yang dilindungi boot drive shaft berisi pelumas guna mencegah debu dan air masuk.
Untuk memahami keduanya secara menyeluruh, berikut penjelasan selengkapnya:
Fungsi Masing-Masing Komponen
Drive shaft adalah komponen vital pada sistem penggerak roda yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari transmisi ke roda penggerak. Tugasnya adalah memastikan tenaga dari mesin dapat diteruskan secara stabil meski mobil melaju di berbagai kondisi permukaan jalan.
Sementara itu, CV joint (Constant Velocity Joint) berfungsi sebagai sambungan fleksibel pada ujung drive shaft. Komponen ini memungkinkan roda mobil berbelok, bergerak naik-turun mengikuti suspensi, dan tetap mempertahankan kecepatan putaran roda. CV joint dilengkapi pelindung boot drive shaft yang menjaga pelumas tetap optimal.
Letak dan Cara Kerja
Drive shaft terletak di antara transmisi dan roda penggerak. Pada mobil berpenggerak depan, biasanya terdapat dua drive shaft, kanan dan kiri yang masing-masing dilengkapi CV joint di kedua ujungnya. Ujung dalam (inner CV joint) terhubung dengan transmisi atau transaxle, sedangkan ujung luar (outer CV joint) terhubung dengan hub roda mobil.
Cara kerjanya dimulai ketika tenaga dari mesin ke roda diteruskan melalui transmisi. Putaran tersebut dialirkan ke drive shaft, lalu diteruskan ke CV joint. CV joint memastikan poros tetap bisa mengirimkan tenaga secara halus meskipun roda berbelok atau bergerak mengikuti suspensi.
Fleksibilitas ini sangat penting, terutama saat mobil berbelok tajam atau melaju di jalan bergelombang, agar kenyamanan berkendara tetap terjaga.
Tipe Kerusakan yang Umum Terjadi
Kerusakan pada drive shaft dan CV joint sering disebabkan oleh usia pakai, kondisi jalan yang buruk, atau kurangnya perawatan. Beberapa masalah yang umum terjadi antara lain:
- Boot drive shaft robek: menyebabkan pelumas keluar dan debu atau air masuk, mempercepat ausnya CV joint.
- CV joint aus: ditandai bunyi “kletek-kletek” saat mobil berbelok.
- Poros drive shaft bengkok: biasanya akibat benturan keras, membuat getaran terasa saat mobil melaju.
- Bearing aus di ujung poros: mengurangi kelancaran putaran dan bisa menimbulkan bunyi atau getaran.
Jika kerusakan dibiarkan, performa mobil akan menurun, bahkan berisiko merusak komponen lain dalam sistem transmisi mobil. Oleh karena itu, pemeriksaan berkala dan penggantian komponen yang aus sangat disarankan di bengkel terpercaya.
Gejala CV Joint dan Drive Shaft Rusak
Kerusakan pada CV joint maupun drive shaft bisa berdampak langsung pada kenyamanan berkendara dan performa mobil. Karena keduanya merupakan komponen penting dalam sistem penggerak roda, kerusakan kecil yang diabaikan dapat berkembang menjadi masalah besar pada transmisi mobil.
Pemilik kendaraan perlu memahami tanda-tandanya sejak awal agar perbaikan dapat dilakukan sebelum terjadi kerusakan parah. Berikut adalah gejala umum yang dapat membantu membedakan masalah pada CV joint dan drive shaft:
Ciri-Ciri CV Joint Rusak
Berikut adalah ciri-ciri CV joint rusak:
- Suara Kletek Saat Belok: bunyi “kletek-kletek” yang terdengar saat mobil berbelok tajam menandakan keausan pada bagian dalam CV joint. Suara ini muncul karena pelumas di dalamnya berkurang atau komponen internalnya aus.
- Getaran di Roda Depan: CV joint yang aus dapat menyebabkan getaran terasa di roda depan saat mobil melaju, terutama pada kecepatan menengah hingga tinggi.
- Kebocoran pada Boot CV Joint: boot CV joint yang robek membuat pelumas keluar dan memungkinkan debu serta air masuk. Jika tidak segera diganti, kerusakan akan menyebar ke bagian dalam sambungan.
Gejala Drive Shaft Rusak
- Getaran Saat Akselerasi: drive shaft yang bengkok atau tidak seimbang dapat menimbulkan getaran saat mobil berakselerasi.
- Mobil Sulit Dikendalikan: kerusakan pada poros drive shaft bisa mengganggu kestabilan mobil, membuat kendaraan sulit dikendalikan saat melaju.
- Oli Bocor di Area Bawah Mobil: kebocoran oli di area dekat sambungan drive shaft dan transmisi bisa menjadi tanda adanya masalah pada seal atau bagian ujung poros.
Baca Juga: Perbaikan vs Penggantian CV Joint, Mana yang Lebih Efektif?
Biaya Ganti CV Joint dan Drive Shaft
Mengganti CV joint atau drive shaft pada mobil memerlukan perhitungan biaya yang mencakup harga sparepart dan ongkos jasa bengkel. Besarnya biaya sangat bergantung pada jenis kendaraan, tipe sistem penggerak roda, serta kualitas komponen yang digunakan.
Untuk mobil penumpang umum, harga CV joint biasanya berkisar antara Rp400.000 – Rp1.200.000 per set, sedangkan drive shaft baru berada di kisaran Rp1.500.000 – Rp3.500.000 per unit. Ongkos jasa bengkel untuk pemasangan umumnya mulai dari Rp200.000 – Rp500.000 per sisi, tergantung kompleksitas pekerjaan.
Beberapa faktor yang memengaruhi biaya antara lain:
- Jenis kendaraan: mobil dengan sistem all wheel drive atau four wheel drive cenderung memerlukan biaya lebih tinggi karena jumlah drive shaft lebih banyak dan proses pemasangan lebih rumit.
- Kualitas komponen: sparepart original (OEM) biasanya lebih mahal dibanding aftermarket, namun memiliki daya tahan lebih lama.
- Kondisi kerusakan: jika hanya boot drive shaft yang rusak, biaya akan lebih murah dibanding mengganti seluruh CV joint atau poros.
- Lokasi bengkel: Tarif jasa di kota besar umumnya lebih tinggi dibanding daerah.
Bagi Anda yang mengutamakan performa mobil, umur pakai panjang, dan kenyamanan berkendara, brand LKS layak dipertimbangkan. Produk kami dikenal memiliki kualitas setara OEM, material poros yang kokoh, dan CV joint yang presisi sehingga drive shaft tidak aus lebih cepat.
Pelindung boot drive shaft dari LKS juga dirancang tahan terhadap debu, air, serta suhu ekstrem, sehingga ideal untuk berbagai kondisi permukaan jalan di Indonesia.
Bahaya Mengabaikan Kerusakan Komponen
Mengabaikan kerusakan pada CV joint atau drive shaft bukan hanya menurunkan performa mobil, tetapi juga dapat memicu kerusakan pada komponen lain yang biayanya jauh lebih mahal. Karena kedua komponen ini merupakan bagian vital dari sistem penggerak roda, kerusakan kecil yang dibiarkan bisa berdampak besar pada transmisi dan suspensi.
Kerusakan pada CV joint atau drive shaft dapat menyebabkan beban putar tidak seimbang, yang pada akhirnya merusak transmisi hingga bantalan roda. Gejalanya antara lain getaran berlebihan, suara berisik, dan laju kendaraan tidak stabil. Kerusakan ini dapat memutus tenaga dari mesin ke roda saat mobil melaju, membuat kendaraan kehilangan kendali.
Selain membahayakan keselamatan, mengabaikan kerusakan akan membuat biaya perbaikan membengkak. Untuk mencegah risiko tersebut, gunakan komponen berkualitas seperti CV Joint LKS dan Drive Shaft LKS yang dirancang presisi, tahan lama, serta dilengkapi boot drive shaft sehingga umur pakai dan perawatannya optimal.